Kisah Pilu Jawa Suriname
Kedatangan Soeleika Karso ke pulau Jawa yang
pertama kali meninggalkan kesan mendalam. Sepanjang perjalanan ketika
menapakan kaki di tanah Jawa ia tersentuh dan meneteskan air mata.“
Setelah mengunjungi Magelang, Salatiga dan Semarang saya merasa 200 persen orang Jawa sekarang. Saya merasa juga bagian dari Indonesia,” ujarnya.
Memulai cerita tentang Soleika Karso saya
memulai dari sebuah tempat ribuan kilometer dari Kepulauan Nusantara,
tepatnya di Amerika Selatan terdapat sebuah negara kecil bernama
Suriname, bekas koloni Belanda di utara Brasil di pantai Karibia. Di
negara kecil tersebut saat ini lebih dari 70.000 orang warga keturunan
Jawa tinggal.
Jauh sebelum mengenal Soleika sepenggal peristiwa di masa lalu tentang Suriname menginspirasi saya menulis sebuah cerita pendek
yang berlatar belakang peristiwa tersebut. Dari hal itu juga akhirnya
saya berkenalan dengan beberapa orang keturunan Jawa Suriname melalui
dunia maya. Dari merekalah saya mendapat cerita banyak mengenai kisah
memilukan ini.
Kedatangan orang Jawa di Suriname bermula dari peristiwa hampir 33.000 orang Jawa yang bermigrasi.
Mereka datang lewat Badragumilang (program bedhol desa ke Suriname)
diangkut dengan kapal laut menyeberang ke sebuah negara yang sangat
jauh. Mereka dibawa mernyeberangi Samudera Pasifik, ke sebuah tempat
baru di daerah benua Amerika yang bernama Suriname.
Mereka tiba pada periode 1890-1939. Mereka berasal dari Jawa Tengah dan daerah sekitar Batavia, Surabaya dan Semarang. Dengan
bekal janji-janji dan harapan akan perubahan nasib selepas selesainya
kontrak mereka rela pergi jauh meninggalkan tanah kelahirannya. Sebagian
besar dari mereka dibawa ke daerah-daerah perkebunan, pabrik dan
industri lain di negara yang juga dikuasai oleh pemerintah kolonial
Belanda itu. Menurut kontrak mereka tertulis pihak perkebunan
sebenarnya harus menyediakan perumahan gratis bagi mereka namun yang
mereka dapatkan seringkali di bawah standar.
Dari imigran generasi pertama ini tak semua
menetap disana. Ada yang kembali ke tanah air sebelum terjadinya Perang
Dunia II namun jumlahnya 20 hingga 25 persen dari migran Jawa. Sebagian
besar migran menetap di Suriname. Data-data mengenai buruh perkebunan
yang didatangkan dari Jawa bisa dilihat di situs ini. Di sini bisa dilacak nama, asal daerah, nama orang tua, usia, kapal yang membawa mereka dan data-data yang lain.
Melalui Sebuah Milis
Saya mengenal Soeleika Karso dua tahun yang
lalu dari sebuah milis komunitas Jawa yang tinggal di negeri Belanda.
Selepas itu saya sering bercakap-cakap menggunakan fasilitas Yahoo
Messanger. Dari situ juga saya mengenal dengan beberapa nama lain yang
juga berasal dari Suriname dan memiliki kisah yang serupa.
Soeleika Karso kini tinggal di Kota De Amelo
Belanda. Ia merupakan generasi ketiga pendatang Suriname dari Jawa.
Leluhur Soeli berasal dari sebuah daerah di Salatiga (Jawa Tengah).”Bapak asli Salatiga sedangkan ibu asli Magelang,”ujarnya.
Nenek Soeli bernama Soemirah. Menurut
cerita Soeli kedatangan neneknya ke Suriname sekitar tahun 1920,
tepatnya tanggal 4 Februari 1920. Sebelum ke Suriname Nenek dan Kakek
Soeli merupakan suami istri yang bematapencaharian sebagai petani.
Mereka memiliki seorang anak bernama Anak karso.
Soemirah pergi ke Suriname tanpa sepengetahuan
Karso. Waktu itu Karso berumur sekira 26 tahun tengah menggarap sawah.
Soemirah waktu itu berumur 25 tahun dan Anak Karso berumur 6 tahun
Anak beranak Ibu Soemirah dan Anak Karso dibawa paksa oleh Pemerintah Hindia Belanda ke Suriname. Mereka dibawa paksa oleh penyalur tenaga kerja ketika mereka berdua hendak pergi ke pasar. Mereka diangkut bersama orang Jawa dari berbagai daerah dengan menggunakan kapal.
Anak beranak Ibu Soemirah dan Anak Karso dibawa paksa oleh Pemerintah Hindia Belanda ke Suriname. Mereka dibawa paksa oleh penyalur tenaga kerja ketika mereka berdua hendak pergi ke pasar. Mereka diangkut bersama orang Jawa dari berbagai daerah dengan menggunakan kapal.
Soemirah tak bernasib baik seperti rekan-rekannya
yang bisa kembali ke tanah air. Ia menetap bersama Anak Karso. Anak
Karso tumbuh dewasa disana, hingga berkeluarga dan menikah dengan gadis
sesama keturunan Jawa di Suriname. Dari hasil pernikahan tersebut tahun
1947 lahir anak perempuan yang ia beri nama Soeleika Karso.
Soeleika Karso yang setelah berkeluarga serta
kematian Soemirah dan bapaknya anak Karso dan ibunya, kemudian pindah
dari Suriname ke Negeri Belanda hingga sekarang. “My sedulur balik from Suriname to Pekanbaru akeh,” ujarnya dengan bahasa yang campur aduk.
Soeleika sudah lebih dari 30 tahun tinggal di Belanda. Meskipun begitu kenangannya akan Suriname masih ada. Ia masih bisa mengingat berbagai hal mengenai cara mereka bicara dan asal mereka. “Neng Suriname akeh banget wong jowo soko : Yogja,Magelang,Salatiga,Semarang,Wonogiri,” ujar Soelikarso.
Menurut Soeleika kebanyakan masih bisa
menguasai Bahasa Jawa namun bukan menggunakan Krama Inggil dan hanya
menggunakan Ngoko. Selepas pindah ke Belanda Soelikarso sebelumnya sudah
32 tahun tak pernah menggunakan bahasa Jawa. Hingga suatu waktu di
hendak berlibur ke Indonesia kursus bahasa Jawa selama 6 bulan. “ Bar
kursus terus iso omong maneh ,sedikit,” ujarnya.
Kedatangan Soeleika ke pertama kali ke pulau
Jawa begitu berkesan. Sepanjang waktu ia meneteskan air mata. “ Setelah
mengunjungi Magelang, Salatiga dan Semarang saya merasa 200 persen orang Jawa sekarang. Saya merasa juga bagian dari Indonesia,” ujarnya.
Kini masih ada satu impian Soeleika. Di masa tuanya ia ingin berjumpa saudara dari Kakeknya di
Salatiga. Namun itu bukanlah hal yang mudah. Sejak kepergian nenek
Soemirah dan Anak Karso ke Suriname, sampai akhir hayatnya tak pernah
terjalin komunikasi diantara mereka.
Hingga sekarang saya masih berkomunikasi dengan
Soeleika. Cerita tentang dirinya yang tengah mencari leluhur bahkan
sempat ada di surat pembaca beberapa surat kabar namun sebulan lalu
ketika saya tanyakan hasilnya ternyata belum ada. Sesuai dengan janji
saya untuk membantu artikel ini saya tulis dengan harapan ada setitik
informasi mengenai keberadaan keluarga Soeleika.
sumber : http://sosbud.kompasiana.com/2010/05/12/kisah-pilu-jawa-suriname/
20 september 20.15 WIB oleh Windu86
kak boleh minta kontak fb, apa email orang jawa suriname
BalasHapussugeng enjang...dulur2 ing suriname
BalasHapusDipun tepangaken kulu nami Sutrisno, saking Solo Jawa Tengah, Indonesia. Dening dalem kulo ing tlatah DK.SURUHTANI RT.2 RW 1 DESA SURUHKALANG, JATEN, KARANGANYAR KODE POS 57771. Email : rajamataram123@gmail.com
Kulo remen sanget bileh saget kekancan kalian tiang2 suriname.
Mekaten atur kulo, Nuwun.